Oleh Sardono Syaarief
8.Tragedi di Pagi Hari
“Rin! Arini….. Bangun, Rin…! Bedug Subuh sudah tiba,”terdengar Bu Maya
menggugah tidur Arini. “Hai,
bangun…! Katanya mau ikut Ibu?”kali ini
tubuh Arini digoyang-goyangnya beberapa kali.
Sehingga membuat Arini terusik dan pelan-pelan kedua matanya terbuka.
“Eeeehhhh…………!”Arini menggeliat.
Dengan pandangan matanya yang tampak masih menyipit, anak itu melirik
ibunya.
“Ayo, bangun! Mau ikut Ibu tidak?”usik ibunya lagi. Ibu muda tadi berdiri
di pinggir dipan. Lurus-lurus matanya memandangi Arini.
“Ikut ke mana, Bu?”seperti lupa pada yang dijanjikan ibunya kemarin sore,
Arini bertanya.
“Ke pasar. Kau mau ikut Ibu, tidak?”